Keputihan di Masa Menopause & Pra-Menopause Apa yang Berbeda dan Cara Menanganinya

Selama masa pra-menopause (perimenopause) menuju menopause, kadar hormon seperti estrogen dan progesteron mengalami fluktuasi dan penurunan bertahap. Saat menopause tercapai — yaitu ketika seseorang sudah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut — kadar estrogen relatif rendah secara konsisten.
Penurunan estrogen ini berdampak pada:
-
Penipisan dinding vagina dan kehilangan elastisitas jaringan (atrofi vagina). Cleveland Clinic+2mayoclinic.org+2
-
Berkurangnya produksi lendir dan cairan alami vagina, mengakibatkan kondisi kering atau mudah iritasi. medicalnewstoday.com+1
-
Perubahan pH vagina menjadi lebih basa karena jumlah Lactobacillus berkurang, yang membuat bakteri patogen lebih mudah tumbuh. PMC+2Frontiers+2
Akibat perubahan tersebut, keputihan pada masa ini sering berbeda dari yang dialami saat usia reproduktif.
2. Perbedaan Penyebab Keputihan Masa Reproduktif vs Menopause
Usia Reproduktif | Pra-/Menopause / Pascamenopause |
---|---|
Fluktuasi hormon siklik (ovulasi, menstruasi) | Penurunan estrogen jangka panjang |
Keputihan fisiologis (pembersihan alami) | Keputihan yang disebabkan oleh iritasi atau infeksi pada jaringan yang menipis |
Infeksi jamur (Candida), bakteri (BV) | Infeksi bakteri (BV) lebih banyak daripada jamur, karena kondisi lingkungan vagina berubah PMC+2medicalnewstoday.com+2 |
Keputihan konsisten dengan siklus hormon | Keputihan abnormal sering dikaitkan dengan iritasi, peradangan, atau infeksi pada jaringan yang atrofik Merck Manuals+2medicalnewstoday.com+2 |
Catatan khusus: Infeksi jamur (vulvovaginal candidiasis) cenderung lebih jarang terjadi pascamenopause dibanding masa reproduktif, karena lingkungan vagina yang kurang mendukung pertumbuhan jamur. medicalnewstoday.com+1
Studi terbaru menunjukkan bahwa Bacterial Vaginosis (BV) tetap menjadi salah satu penyebab keputihan yang cukup sering terjadi di kalangan wanita pascamenopause, terutama karena dysbiosis flora akibat berkurangnya Lactobacillus. PMC+1
3. Gejala & Karakteristik Keputihan pada Masa Menopause
Beberapa karakteristik yang umum ditemukan:
-
Keputihan tipis, cair, kadang berkaitan dengan iritasi/hubungan seksual karena jaringan tipis
-
Bau ringan atau amis — jika berbau kuat, bisa menandakan infeksi
-
Keputihan dengan perubahan warna (kuning, abu-abu) atau disertai gatal, terbakar
-
Terkadang keputihan muncul sebagai respons terhadap iritasi lokal (sabun, parfum, pakaian ketat)
-
Keputihan juga dapat muncul sebagai bagian dari Genitourinary Syndrome of Menopause (GSM), yaitu kumpulan gejala urogenital yang terjadi karena kekurangan estrogen, termasuk kekeringan, nyeri, dan keputihan abnormal. menopause.org.au+2Cleveland Clinic+2
Jika keputihan disertai perdarahan pascamenopause, nyeri panggul, atau berlangsung terus-menerus, harus segera diperiksakan ke dokter karena bisa menjadi tanda kondisi serius.
4. Pendekatan Perawatan & Penanganan
A. Upaya Medis & Non-hormonal
-
Penggunaan krim estrogen lokal (vaginal estrogen), yang membantu memperbaiki jaringan vagina dan mengurangi gejala GSM. advances.massgeneral.org+2Cleveland Clinic+2
-
Moisturizer atau pelumas vagina berbasis air atau silikon untuk meredakan kekeringan dan iritasi. medicalnewstoday.com+1
-
Antibiotik untuk infeksi bakteri (jika keputihan disebabkan BV)
-
Pengujian diagnostik: kultur bakteri, pH vagina, tes molekuler khusus untuk wanita pascamenopause, karena metode tradisional seperti kriteria Amsel kadang kurang pas diterapkan. PMC+1
B. Dukungan Gaya Hidup & Solusi Alami
-
Hindari iritan lokal: sabun wangi, tisu yang mengandung parfum, semprotan kewanitaan — semua bisa memperparah iritasi di jaringan vulva/vagina yang tipis.
-
Pilih pakaian dalam berbahan natural: katun lembut, tidak terlalu ketat agar sirkulasi udara tetap baik.
-
Konsumsi probiotik dan makanan kaya prebiotik: membantu mendukung pertumbuhan Lactobacillus di vagina. e-jmm.org
-
Kelola stres & pola hidup sehat: tidur cukup, olahraga ringan, dan diet bergizi dapat mendukung keseimbangan hormon tubuh.
-
Menggunakan produk herbal sebagai suplemen hormon alami atau pendukung tubuh. Salah satu pilihan yang dapat dipertimbangkan adalah Menses dari Dami Sariwana, karena formulanya alami dan membantu menjaga keseimbangan hormon tubuh secara holistik.
5. Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Beberapa sinyal harus segera diperiksakan:
-
Keputihan disertai perdarahan pascamenopause
-
Nyeri panggul atau perut bawah
-
Keputihan bau busuk / berwarna kuning kehijauan
-
Muncul luka, pembengkakan, atau sensasi terbakar yang tidak hilang
Diagnosa yang cepat bisa menghindari komplikasi serius seperti infeksi saluran kemih, vaginosis kronis, atau bahkan kanker sistem reproduksi.
Kesimpulan
Keputihan pada masa menopause atau pra-menopause memang berbeda dari keputihan selama masa reproduktif. Penyebabnya lebih kerap berkaitan dengan penurunan estrogen, jaringan yang menipis, dysbiosis flora, dan iritasi lokal. Dengan mengenali karakteristiknya dan menerapkan perawatan yang tepat — kombinasi medis, gaya hidup sehat, dan dukungan herbal — perempuan bisa mempertahankan kesehatan intim secara optimal di setiap fase usia.